Mata peristiwa-net - ACEH TAMIANG — Media sosial digemparkan dengan beredarnya video pengeroyokan terhadap seorang sopir truk yang diduga memperkosa mahasiswi asal Kota Langsa saat proses evakuasi banjir. Peristiwa yang terjadi di wilayah Aceh Tamiang itu memicu kemarahan warga setempat, hingga pelaku nyaris menjadi bulan-bulanan massa.
Insiden bermula ketika korban bersama beberapa temannya mencoba menumpang truk untuk melintasi genangan banjir yang memutus akses jalan. Sopir berinisial S disebut menawarkan tumpangan agar mereka dapat menyelamatkan diri dari lokasi terdampak banjir.
Namun, dalam perjalanan, sopir itu justru diduga melakukan tindakan pelecehan hingga berujung dugaan pemerkosaan terhadap korban. Informasi tersebut menyebar cepat di antara warga, yang kemudian mengejar dan menghentikan kendaraan pelaku.
Dalam video yang viral, terlihat warga yang marah menarik S dari kabin truknya, kemudian memukul dan menendangnya secara bergantian. Beberapa orang berusaha menghentikan aksi main hakim sendiri, namun suasana yang panas membuat situasi sulit dikendalikan.
Seorang saksi di lokasi menyebutkan bahwa massa tersulut emosi setelah mendengar jeritan korban yang meminta pertolongan. “Warga langsung geram. Mereka tidak terima ada kejadian seperti itu di tengah bencana,” ujar saksi tersebut.
Akses Banjir Hambat Pemeriksaan
Kondisi banjir yang masih tinggi di beberapa titik membuat aparat kesulitan melakukan olah tempat kejadian secara menyeluruh. Sebagian wilayah masih terisolasi, ditambah pemadaman listrik yang mengganggu jaringan komunikasi.
Meski demikian, pihak kepolisian telah mengamankan sopir truk S guna pemeriksaan lanjutan. Identitas korban dan kronologi detail sengaja dirahasiakan untuk melindungi privasi serta kondisi psikologis korban.
KPPPA Ikut Kawal Kasus
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) turut angkat suara. Menteri Arifah Fauzi menegaskan bahwa pemerintah akan mengawal kasus ini hingga tuntas, mengingat dugaan kekerasan seksual di tengah bencana masuk kategori kasus prioritas.
“Kami sangat prihatin. Informasi awal memang dari media sosial, namun setiap laporan kekerasan seksual harus diproses secara serius,” ujar Arifah dalam pernyataannya.
KPPPA juga meminta masyarakat tidak menyebar identitas korban maupun rekaman yang menampilkan wajah atau suara korban.
Masyarakat Diminta Tetap Tenang
Hingga berita ini dirilis, kepolisian masih mendalami kasus tersebut dan meminta masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan sebelum hasil penyelidikan selesai. Warga yang memiliki informasi tambahan diminta melapor ke pihak berwenang.
Sementara itu, situasi banjir di Aceh Tamiang masih menghambat aktivitas warga. Banyak perempuan dan anak yang terpaksa menumpang kendaraan apa saja untuk keluar dari zona banjir—situasi yang membuat mereka rentan menjadi korban kejahatan.
