CIREBON – Pagi yang cerah di Gubuk milik Bapak. Ijang Desa Sidaresmi diselimuti semangat baru. Beberapa karung bibit unggul dan alat pertanian sederhana tertata rapi di sudut ruangan. Di hadapan puluhan petani yang hadir, berdiri Aipda Duso Furwanto, S.H., anggota kepolisian yang juga menjabat sebagai Bhabinkamtibmas di wilayah tersebut. Sosoknya yang ramah namun berwibawa dikenal dekat dengan warga, tidak hanya dalam urusan Kamtibmas, tetapi juga masalah kesejahteraan.
Aipda Duso maju ke podium, menyapa para petani dengan senyum hangat.
”Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu petani hebat Desa Sukamaju!” sapa Aipda Duso, mengawali pidatonya.
”Waalaiakumussalam! Selamat pagi, Pak Duso!” jawab para petani serentak.
”Hari ini, kehadiran saya di sini bukan sekadar berpatroli, melainkan membawa kabar baik dan ajakan untuk kita semua. Sebagai aparat negara, tugas kami bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga mendukung penuh setiap program Pemerintah demi kesejahteraan rakyat, dan salah satunya adalah program Ketahanan Pangan Nasional yang merupakan salah satu fokus utama dalam Asta Cita Presiden H. Prabowo Subianto,” ujar Duso dengan suara lantang.
Aipda Duso kemudian menjelaskan bahwa program tersebut berfokus pada kemandirian pangan, agar bangsa Indonesia tidak lagi bergantung pada impor. Ia menunjuk pada potensi besar lahan di Desa Sukamaju.
”Bapak dan Ibu sekalian, lahan kita ini subur! Namun, kita perlu beralih ke komoditas yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga strategis bagi negara. Kita ingin Bapak-Bapak sekalian bersama-sama mendukung gerakan nasional ini dengan beralih menanam Jagung Pipil!”
Suasana menjadi riuh dengan bisik-bisik, beberapa petani tampak ragu. Aipda Duso segera menanggapi keraguan mereka.
”Mengapa Jagung Pipil? Pertama, potensi pasar Jagung Pipil sangat besar, baik untuk pakan ternak maupun bahan pangan olahan. Permintaan selalu tinggi. Kedua, masa tanamnya lebih singkat dan relatif lebih tahan terhadap perubahan iklim dibandingkan beberapa komoditas lain di lahan kering. Ini berarti siklus panen lebih cepat, dan pendapatan Bapak-Bapak bisa lebih terjamin!” jelasnya, sambil menunjuk contoh bibit jagung yang ada di meja.
”Dengan menanam jagung pipil secara massal, kita secara langsung berpartisipasi mewujudkan Kedaulatan Pangan yang dicanangkan oleh Bapak Presiden. Ini bukan hanya tentang keuntungan individu, tetapi tentang kontribusi kita sebagai warga negara untuk mengamankan stok pangan nasional. Ketika kita menanam jagung, kita ikut menanam harapan besar untuk Indonesia yang mandiri pangan,” tutup Aipda Duso dengan penuh semangat.
Petani yang awalnya ragu kini mulai mengangguk setuju. Ketua Kelompok Tani setempat, Pak Karta, berdiri dan merespons ajakan tersebut.
”Terima kasih, Pak Aipda Duso. Penjelasan Bapak sungguh membuka wawasan kami. Kami menangkap betul bahwa ini adalah panggilan negara, bukan sekadar arahan biasa. Kami siap mendukung program Ketahanan Pangan ini dengan mulai menanam jagung pipil unggul!” ujar Pak Karta disambut tepuk tangan riuh dari petani lainnya.
Aipda Duso tersenyum puas. Tugasnya sebagai Bhahinkamtibmas kini meluas: dari menjaga keamanan hingga memastikan bahwa program strategis nasional terimplementasi langsung hingga ke tingkat desa, membawa kemajuan nyata bagi petani Desa Sidaresmi.