JAKARTA — Komjen Pol Suyudi Ario Seto kembali menjadi sasaran “isu liar” yang beredar di media sosial. Isu tersebut mencuat tak lama setelah rangkaian operasi pemberantasan narkoba, termasuk penggerebekan di kawasan Kampung Ambon yang melibatkan ratusan personel gabungan.
Koordinator Komrad Pancasila, Antony Komrad, menilai arus rumor yang menyerang personal Kepala BNN bukan sekadar gosip murahan, melainkan pola klasik pengalihan isu yang kerap muncul ketika aparat menekan ruang gerak jaringan narkotika. “Ketika negara sedang perang melawan kartel narkoba, yang diserang justru sosok yang memimpin penindakan. Ini bukan kritik, ini pembunuhan karakter,” kata Antony dalam keterangannya, Kamis (18/12).
Komrad Pancasila menegaskan siap “pasang badan” mengawal integritas Komjen Suyudi Ario Seto, sekaligus mendorong langkah hukum untuk menelusuri aktor penyebar fitnah. “Kami mendorong pelaporan resmi dan digital tracing siapa pun biang penyebar isu murahan ini harus dibuka ke publik. Jika ada yang sengaja memproduksi kebohongan untuk menjatuhkan Kepala BNN, itu serangan terhadap agenda negara memberantas narkoba,” ujar Antony.
Sebagai konteks, BNN dan Polri sebelumnya melakukan operasi gabungan di Kampung Ambon, Jakarta Barat, dengan pengerahan sekitar 500 personel, mengamankan delapan tersangka, serta menyita barang bukti sabu 558,05 gram dan ganja siap edar. Di saat yang sama, Suyudi juga disebut memimpin penguatan pembongkaran jaringan internasional, termasuk pengungkapan kasus besar dua ton sabu dan penangkapan buronan Dewi Astutik alias PA di Kamboja.
Komrad Pancasila meminta publik tidak ikut memperpanjang sebaran isu yang belum jelas sumbernya, dan menyerukan agar diskursus publik kembali pada substansi: memutus rantai pasokan narkotika, memperketat jalur penyelundupan, serta menguatkan kolaborasi lintas lembaga.
