BANDUNG — Peringatan Hari Ibu bukan sekadar momentum seremonial tahunan, melainkan ruang batin untuk kembali mengingat sosok yang paling tulus mencintai tanpa syarat: ibu. Sosok yang mungkin jarang meminta balasan, namun tak pernah berhenti mendoakan anak-anaknya, bahkan dalam sunyi.
Kepala Perwakilan Wilayah (Kaperwil) Jawa Barat Media Mata Peristiwa, Henra.Y, menyampaikan pesan yang sarat emosi dan makna mendalam tentang arti seorang ibu dalam kehidupan.
“Kasih sayang ibu tidak selalu terucap lewat kata-kata, tetapi hidup dalam doa-doa yang tak pernah putus. Ibu adalah kekuatan yang bekerja dalam diam, namun dampaknya mengalir sepanjang hidup anak-anaknya,” ungkap Henra.Y.
Menurutnya, banyak pengorbanan seorang ibu yang kerap tak terlihat dan tak tercatat, namun menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter, keteguhan, dan masa depan generasi bangsa.
“Ibu rela lelah agar anaknya kuat, rela menangis agar anaknya tersenyum. Bahkan ketika tubuhnya letih, doanya tetap berdiri paling depan untuk keselamatan dan kebahagiaan anak-anaknya,” lanjutnya.
Henra.Y menegaskan, Hari Ibu seharusnya menjadi pengingat moral bagi semua pihak untuk lebih menghormati, menjaga tutur kata, dan menunjukkan bakti kepada ibu selama masih diberi kesempatan oleh waktu.
“Tidak ada kata terlambat untuk mencintai ibu, tapi sering kali kita menunda sampai waktu tak lagi memberi kesempatan,” tuturnya dengan nada reflektif.
Sebagai insan pers, Henra.Y juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Hari Ibu sebagai momentum memperkuat nilai kemanusiaan, empati, dan kehangatan keluarga di tengah dinamika kehidupan yang semakin keras dan cepat.
“Selamat Hari Ibu. Untuk semua ibu di Indonesia, terima kasih atas cinta yang tak pernah meminta imbalan, atas doa yang tak pernah lelah, dan atas pengorbanan yang tak terhitung nilainya,” pungkasnya.
Kaperwil jabar
