Mata Peristiwa-Net | Medan
Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara menelan korban jiwa. Berdasarkan data terbaru dari aparat kepolisian dan tim SAR, sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas, sementara 6 lainnya masih dinyatakan hilang dalam rangkaian bencana alam yang terjadi sejak awal pekan.
20 Kejadian Bencana dalam Waktu Singkat
Polda Sumut mencatat sedikitnya 20 kejadian bencana alam yang terjadi secara beruntun di berbagai kabupaten/kota.
Rinciannya terdiri dari 12 peristiwa tanah longsor, 7 banjir, dan 1 pohon tumbang yang menimpa permukiman serta akses jalan utama.
Wilayah paling terdampak meliputi:
Tapanuli Selatan
Mandailing Natal
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Kota Sibolga
Pulau Nias
Ribuan Warga Terdampak
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan besar pada permukiman. Laporan resmi mencatat lebih dari 2.300 kepala keluarga (KK) terdampak. Ratusan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka rusak atau berada di zona rawan longsor.
Sejumlah jembatan, jalan penghubung, dan fasilitas umum juga mengalami kerusakan cukup parah sehingga menghambat proses evakuasi.
Tim SAR Kerahkan Personel Tambahan
Polda Sumut bersama Basarnas, BPBD, TNI, dan relawan telah mengerahkan ratusan personel untuk melakukan pencarian korban hilang. Namun, cuaca yang masih tidak stabil, medan berbukit, serta longsoran tanah yang tebal menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat.
Kami fokus pada pencarian enam warga yang belum ditemukan. Kondisi di lapangan cukup berat, tapi upaya maksimal tetap dilakukan,” ujar salah satu koordinator SAR di lokasi.
Warga Diminta Tetap Waspada
Pemerintah daerah dan BPBD mengimbau masyarakat di kawasan lereng dan bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan lebat masih tinggi. Warga yang merasa wilayahnya rawan juga diminta tidak ragu mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Status Darurat Masih Berlaku
status tanggap darurat tetap diberlakukan di beberapa wilayah. Proses pendataan kerugian material dan identitas korban masih terus dilakukan.
Bencana yang terjadi secara beruntun ini menjadi pengingat bahwa Sumatera Utara berada dalam kondisi rawan cuaca ekstrem, terutama menjelang puncak musim hujan.
