Morowali, Sulawesi Tengah — Sorotan publik kembali tertuju ke kawasan industri terbesar di Indonesia setelah muncul temuan mengejutkan tentang operasional Bandara IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park). Bandara yang menjadi pintu masuk ribuan pekerja dan pesawat industri ini disebut-sebut berjalan nyaris tanpa kehadiran negara.
Di lapangan, aktivitas penerbangan terlihat padat. Pesawat lepas landas dan mendarat secara rutin, namun tidak tampak petugas Imigrasi, Bea Cukai, maupun personel TNI AU yang melakukan pengawasan seperti layaknya di bandara resmi. Situasi ini memunculkan dugaan bahwa bandara tersebut beroperasi dengan aturan yang berbeda.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pun angkat bicara keras. Ia menyebut kondisi ini sebagai “situasi bak negara dalam negara”, menandai adanya potensi persoalan besar terkait pengawasan dan kedaulatan.
Seorang saksi mata mengungkapkan kepada redaksi bahwa proses keluar-masuk pekerja terlihat sangat longgar.
“Tidak ada pemeriksaan dokumen yang jelas. Semua seperti diatur sendiri oleh pihak bandara,” ujarnya.
Kemenhub Bantah Bandara Ilegal, Tapi Celah Pengawasan Terlihat Nyata
Menanggapi kritik publik, Kementerian Perhubungan melalui Wakil Menteri Perhubungan menegaskan bahwa Bandara IMIP resmi terdaftar dan memiliki izin operasi.
“Tidak mungkin bandara itu berjalan tanpa izin,” katanya.
Meski begitu, pengakuan tersebut tidak menjawab pertanyaan besar mengenai lemahnya pengawasan fisik di lapangan. Celah inilah yang memicu kekhawatiran terkait keamanan penerbangan hingga masuknya tenaga kerja asing tanpa pemeriksaan standar.
Gubernur Sulteng Pertanyakan Status Internasional Bandara
Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid turut merespons. Ia mempertanyakan status bandara yang berada dalam kawasan industri tersebut, terutama terkait arus pekerja asing yang seharusnya masuk melalui Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu.
“Kalau pekerja asing masuk lewat sini, siapa yang bertanggung jawab terhadap kedaulatan negara?” ujarnya.
TNI AU Turun Tangan, Pengamat: Terlambat dan Reaktif
Setelah polemik mencuat, TNI Angkatan Udara mengirim personel Paskhas untuk memantau situasi bandara. Namun pengamat menilai langkah ini bersifat reaktif, mengingat bandara telah lama beroperasi tanpa pengawasan optimal.
Kini, Bandara IMIP menjadi simbol perdebatan nasional tentang keseimbangan antara kekuatan industri dan otoritas negara. Operasionalnya yang dinilai “berjalan sendiri” menimbulkan pertanyaan serius mengenai tata kelola penerbangan, keamanan, hingga potensi pelanggaran kedaulatan.
Bandara IMIP di Morowali bukan sekadar fasilitas penerbangan industri, melainkan cermin dilema besar di era industrialisasi masif: ketika kepentingan ekonomi berlari cepat, sementara regulasi dan kehadiran negara tertinggal jauh di belakang.
Redaksi akan terus memantau perkembangan isu ini demi memastikan fakta di balik aktivitas bandara yang kontroversial ini tersampaikan kepada publik.
