Dalam momentum Hari Pahlawan Nasional yang diperingati setiap 10 November, Abah Munir Nurhakim, S.Ag, selaku Pembina Mata Peristiwa.net, menyampaikan pesan mendalam tentang makna kepahlawanan di era modern.
Menurut Abah Munir, pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang dengan hati, bukan dengan kwitansi. Ia menegaskan bahwa perjuangan tidak hanya diukur dari pengorbanan masa lalu, melainkan juga dari dedikasi dan keikhlasan dalam mengabdi kepada bangsa dan masyarakat.
Pahlawan yang mengabdi adalah pahlawan dengan janji dan bukti. Berjuang bukan dengan kwitansi, tapi dengan hati sanubari,” ujarnya.
Pahlawan bukan mencari lawan, tapi jadilah pahlawan modern yang mencari kawan,” tambahnya.
Abah Munir juga menyoroti bahwa banyak pahlawan yang perjuangannya belum dikenal atau bahkan terlupakan. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak hanya mengenang dengan nepotisme, tetapi dengan rasa hormat dan penghargaan tulus terhadap jasa para pejuang.
Peringatan Hari Pahlawan sendiri berakar dari pertempuran Surabaya 10 November 1945, yang menjadi simbol keberanian rakyat Indonesia melawan penjajah. Semangat perjuangan tersebut kini diharapkan menjadi teladan bagi generasi penerus untuk terus menjaga persatuan dan kemerdekaan bangsa.
Beragam kegiatan, mulai dari upacara resmi hingga refleksi masyarakat, turut mewarnai peringatan Hari Pahlawan di berbagai daerah. Abah Munir menegaskan, momen ini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menghidupkan kembali semangat pengorbanan dan keikhlasan dalam kehidupan sehari-hari.
Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang perjuangan masa lalu, tetapi simbol keberanian, pengorbanan, dan semangat pantang menyerah yang harus diwariskan,” tutupnya.
Tema tahun ini, “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan,” menjadi pengingat bahwa semangat pahlawan tidak boleh padam di tengah tantangan zaman.
Penulis: Asep Sunandar
Editor: Redaksi MATA PERISTIWA.NET
